SITUS BERITA TERBARU

Ini tampang dan sosok dukun jagal Muhyaro

Monday, July 29, 2013
[imagetag]

Muhyaro (41), di mata warga sekitar rumahnya di Dusun Pethung, Desa Ngemplak, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, adalah sosok laki-laki tertutup dan penuh misteri. Pria beristri tiga itu dikenal pendiam dan jarang bergaul dengan warga.

Sebelum dikenal sebagai dukun pengganda uang di kampungnya, Muhyaro enam tahun lalu sempat ditangkap warga karena mencuri beberapa ekor sapi. Akhirnya, wargapun sempat menyidang Muhyaro yang kala itu masih memiliki satu istri bernama Sutami.

"Memang benar, sekitar tahun 2005 lalu Muhyaro pernah tertangkap tangan di sidang warga dan perangkat desa karena sering mencuri sapi, kambing di kampung sendiri," ungkap Hisyam (56), sekretaris desa (Sekdes) saat ditemui di rumahnya, Minggu (28/7).

Setelah kejadian itu, Muhyaro sering keluar masuk bui karena aksi pencurian dan penipuan. Dia pernah berurusan dengan petugas Polsek Windusari, Polres Magelang maupun petugas polisi di wilayah lainnya.

Bahkan, sepekan lalu petugas Direskrimum Polda Jateng yang dipimpin oleh AKP Yahya R Lihu menangkap Muhyaro terkait hilangnya Yulanda Rifan anak guru besar Fakultas Hukum Undip Semarang. Karena licin, dia menceburkan diri ke jurang. Bersama AKP Yahya, Muhyaro tewas.

Warga melihat lima tahun terakhir ini, Muhyaro jarang bergaul dengan tetangga. Apalagi, setahun terakhir. Pasalnya, setelah rumahnya dibangun megah dan jauh dari pemukiman warga, Muhyaro terkesan hidup mewah dan menyendiri.

Layaknya rumah seorang tersangka teroris, rumah yang bercat abu-abu dan di dalamnya berkeramik, berkamar empat serta bermebel mewah. Bahkan, jika akan menuju ke rumah Muhyaro harus menyeberangi jembatan bambu sepanjang kurang lebih tujuh meter.

Setahun terakhir, menurut Hisyam, setiap tengah malam banyak tamu dari luar kota yang datang hilir mudik di rumah yang terkesan mewah di antara rumah warga lainnya itu. Ada yang membawa mobil mewah dan sepeda motor. Di dalam rumah itu, mereka bahkan ada yang sampai menginap dan pulang hingga pagi hari.

"Mungkin ada ritual saat itu. Tapi herannya, kok tidak pernah yang namanya ritual di luar rumah. Pasti di dalam rumah," katanya.

Namun, nasib berkata lain, petugas Direskrimum Resmob Polda Jateng yang dipimpin almarhum AKP Yahya R Lihu berhasil meringkus Muhyaro saat ritual ziarah di salah satu makam keramat di daerah Solo.

Muhyaro kemudian dibawa ke Magelang untuk menunjukan di mana tempat dirinya menghabisi Yulanda Rifan, putra guru besar Fakultas Hukum Undip Semarang. Namun, yang terjadi saat akan menunjukan tempat itu, Muhyaro dalam kondisi diborgol kedua tanganya dan digandeng AKP Yahya berupaya melarikan diri.

AKP Yahya R Lihu yang tewas dalam tugas diusulkan untuk diberikan jasa kenaikan pangkat menjadi Kompol Anumerta Yahya R Lihu. Sementara, jenazah Muhyaro diotopsi, kemudian diserahkan ke istri tuanya Sutam, yang tinggal tak jauh dari rumah Muhyaro.

[did]

sumber

peringatan bagi agan-agan yang mau gandain duit biar cepet kaya [imagetag][imagetag]
udah ngebunuh orang, malah bawa-bawa polisi juga jatuh ke jurang
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive