Banda Aceh - Qanun Aceh yang mengatur bendera dan lambang bulan-bintang dan dinilai mirip Gerakan Aceh Merdeka (GAM) belum direstui pemerintah pusat. Gubernur Aceh Abdullah Zaini menegaskan semua lambang dan bendera dalam qanun sudah betul. Kini tinggal mencari substansinya, apakah menyatukan rakyat atau tidak.
"Pokoknya semua itu sudah betul, cuma yang kita cari adalah substansinya apa dari lambang itu? Apakah lambang ini menyatukan rakyat atau tidak?" kata Gubernur NAD Abdullah Zaini.
Hal itu disampaikan Abdullah saat menemani mantan wapres Jusuf Kalla di lokasi pengungsian gempa Kabupaten Aceh Tengah, Senin (29/7/2013).
Berikut wawancara lengkap dengan mantan penasihat Hasan di Tiro, pendiri GAM, ini:
Pak, bagaimana dengan bendera Aceh yang mirip lambang GAM dan sempat bikin heboh itu?
Begini loh, persepsi itu kurang tepat. Dulu kan memang ada pihak-pihak bertentangan dengan pemerintah yaitu GAM. Tapi kan semenjak semua sudah damai dalam Perjanjian Helsinki, itu kan pihak-pihak itu sudah masuk ke RI. Jadi tidak ada lagi tuntutan untuk merdeka.
Dan ketika orang menakutkan kalau Aceh seperti Papua, itulah yang salah. Papua tidak ada perjanjian damai seperti di sini, itu berbeda.
Di perjanjian itu, semua orang-orang termasuk lambang-lambang ya ikut masuk dan di bawah NKRI. Dan ingat, bendera kita tetap merah-putih. Jadi itu hanya lambang bendera. Dan bendera itu hanya untuk bendera daerah.
Jadi pemerintah pusat nggak perlu takut?
Tidak perlu takut. Tidak perlu risau.
Jadi menurut Bapak, tidak ada yang salah dengan lambang yang menyerupai lambang GAM?
Pokoknya semua itu sudah betul, cuma yang kita cari adalah substansinya apa dari lambang itu? Apakah lambang ini menyatukan rakyat atau tidak.
Dan nanti malam inilah akan kita bahas. Dan di Jakarta nanti tanggal 31 (Juli), saya, Wali Nangroe dan DPRA akan menyampaikan lagi. Dan saya kira Insya Allah masalah ini akan selesai.
sumber
http://news.detik..com/read/2013/07/...dak?n991102605
![[imagetag]](http://cdn.kaskus.com/images/smilies/bingungs.gif "Bingung (S)")
"Pokoknya semua itu sudah betul, cuma yang kita cari adalah substansinya apa dari lambang itu? Apakah lambang ini menyatukan rakyat atau tidak?" kata Gubernur NAD Abdullah Zaini.
Hal itu disampaikan Abdullah saat menemani mantan wapres Jusuf Kalla di lokasi pengungsian gempa Kabupaten Aceh Tengah, Senin (29/7/2013).
Berikut wawancara lengkap dengan mantan penasihat Hasan di Tiro, pendiri GAM, ini:
Pak, bagaimana dengan bendera Aceh yang mirip lambang GAM dan sempat bikin heboh itu?
Begini loh, persepsi itu kurang tepat. Dulu kan memang ada pihak-pihak bertentangan dengan pemerintah yaitu GAM. Tapi kan semenjak semua sudah damai dalam Perjanjian Helsinki, itu kan pihak-pihak itu sudah masuk ke RI. Jadi tidak ada lagi tuntutan untuk merdeka.
Dan ketika orang menakutkan kalau Aceh seperti Papua, itulah yang salah. Papua tidak ada perjanjian damai seperti di sini, itu berbeda.
Di perjanjian itu, semua orang-orang termasuk lambang-lambang ya ikut masuk dan di bawah NKRI. Dan ingat, bendera kita tetap merah-putih. Jadi itu hanya lambang bendera. Dan bendera itu hanya untuk bendera daerah.
Jadi pemerintah pusat nggak perlu takut?
Tidak perlu takut. Tidak perlu risau.
Jadi menurut Bapak, tidak ada yang salah dengan lambang yang menyerupai lambang GAM?
Pokoknya semua itu sudah betul, cuma yang kita cari adalah substansinya apa dari lambang itu? Apakah lambang ini menyatukan rakyat atau tidak.
Dan nanti malam inilah akan kita bahas. Dan di Jakarta nanti tanggal 31 (Juli), saya, Wali Nangroe dan DPRA akan menyampaikan lagi. Dan saya kira Insya Allah masalah ini akan selesai.
sumber
http://news.detik..com/read/2013/07/...dak?n991102605
