SITUS BERITA TERBARU

“Fatwa” Gila Ayah Tiri

Wednesday, July 24, 2013
[imagetag]

SURIP, 56 (bukan nama sebenarnya), memang kurang ajar. Lihat anak tiri, Jimah, 17(bukan nama sebenarnya), diperkosa orang, bukan marah malah ikut pula nimbrung. Paling celaka, bukan MUI bukan ustadz, berani-beraninya dia bikin �fatwa�. Katanya, anak tiri dan ayah tiri berhubungan intim tidak dosa, wong statusnya ayah dan anak. Gara-gara itu dia jadi urusan polisi.

Ini memang kisah paling ironis sepanjang sejarah kota Surabaya. Sebagai ayah tiri, seorang suami harus juga menyayangi anak bawaan istri. Sebab kalau sudah cinta sama emaknya, juga harus siap menjadi ayah buat anak-anak tirinya. Jika emak digoyang anak ditendang, ini namanya lelaki egois yang tak perlu hidup di negeri Pancasila.

Terserbutlah gadis Jimah, tinggal di kampung Wonosari Lor, Surabaya. Dalam kondisi normal, gadis seusia dia mustinya sudah duduk di bangku SMA. Tapi karena orangtuanya keluarga miskin, Jimah harus nrimo hanya lulus SD saja. Selanjutnya, sehari-hari dia jadilah gadis penganggur, yang hanya jadi kanca ngliwet bagi orangtuanya.

Ilmu pengetahuan Jimah memang sangat terbatas, karena minimnya pendidikan. Namun demikian dia memiliki kelebihan lain, bodi yang seksi dan wajah cantik. Nah, ini yang bikin banyak lelaki kontak pendulumnya mana kala lihat Jimah. Bagi yang bakat berpikiran kotor, otomatis langsung berkhayal: �Jimah memang enak dijimak�.,� ujar para hidung belang-wan.

Anehnya, Surip yang kapasitasnya sebagai ayah tiri Jimah, nafsu juga melihat penampilan putri bawaan istri itu. Tapi untuk mulai, penjual sate gule kambing ini tak berani. Soalnya ya itu tadi, dia ingat akan statusnya sebagai ayah daripada anak bawaan istri itu tadi. Walhasil, meski tiap hari Jimah nampak ngalela ing mata (tampak nyata), dia tak berani memulai. Jadi macam Capres muda 2014, semua takut kuwalat sama capres gaek.

Tiba-tiba terbetik kabar bahwa Jimah baru saja dijimak paksa oleh Ngadikin, 28, pedagang es kacang ijo keliling, yang juga tetangga sendiri. Celakanya, Surip bukan marah dan membela putrinya, tapi justru berpikir: lho, saya kok kalah dengan Ngadikin. Masak tukang gule kalah dengan tukang es. �Kalau tukang es saja bisa, saya yang tukang gule mesti bisa juga dong!� begitu ujarnya.

Ihtiar dan pendekatan pun dilakukan. Pura-puranya Surip ikut prihatin dan bisa memahami penderitaan Jimah, persis niru gayanya pejabat. Tapi ujung-ujungnya, dia mulai meraba-raba bagian sensitip di tubuh Jimah. Dalam profesi sehari-hari, Surip pegang-pegang susu kambing tak masalah, karena memang mau dibuat sate. Lha kalau terhadap anak sendiri juga begitu, apa bukan edan namanya?

Kelakuan ayah tirinya tersebut tentu saja ditolak. Tapi Surip pantang menyerah, dengan bikin �fatwa� bahwa ayah tiri berhubungan intim dengan anak tirinya sendiri tak berdosa. Belum juga Jimah memberikan keputusan, tukang sate itu sudah keburu menggarapnya. Gila nggak, dalam seminggu tukang es membentuk setgab koalisi dengan tukang sate untuk pemenuhan hasrat asmara.

Aksi mesum tukang sate dan tukang es yang bertetangga itu akhirnya dilaporkan ibu Jimah ke Polrestabes Surabaya. Namun dalam pemeriksaan, Surip membantah telah ikut memperkosa Jimah. Yang dilakukan katanya hanya sekedar megang-megang saja, karena dirinya impoten. Tapi Jimah selaku saksi korban membantah keterangan ayah tirinya. Dia mengaku bahwa benar-benar diperkosa untuk kedua kalinya setelah tukang es kacang ijo.

Tukang es, ijo juga matanya lihat gadis cantik. (sumber)

anget .. [imagetag]
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive