SITUS BERITA TERBARU

Berita Krisis dan Pergolakan Mesir 2013

Sunday, July 7, 2013
Quote:Berikut rangkuman berita-berita tentang krisis dan pergolakan di MESIR


Quote:[imagetag] [imagetag]

[imagetag] [imagetag]



Quote:80 Serangan Seksual dalam Sehari di Tahrir Square
SABTU, 06 JULI 2013 | 10:11 WIB

TEMPO.CO, Kairo - Pada Rabu malam, ketika Panglima Militer Mesir mengumumkan pelengseran Mohamed Mursi, jalan-jalan di sekitar Tahrir Square berubah menjadi "malam karnaval". Akan tetapi, tidak semua orang di sana bergembira merayakan. Di antara massa yang menari, bernyanyi, dan membunyikan klakson, lebih dari 80 perempuan menjadi sasaran serangan seksual, pelecehan, atau pemerkosaan massal. Di Tahrir Square sejak Minggu, ketika protes terhadap Mursi pertama dimulai, ada setidaknya 169 serangan seksual terhadap kaum wanita.

"Mesir kini jadi surga pelecehan seksual," kata Soraya Bahgat, salah satu pendiri Tahrir Bodyguard, sebuah kelompok yang menyelamatkan wanita dari serangan. "Kita bicara tentang serangan seksual massal, dari menelanjangi wanita hingga memperkosanya," katanya.

Sejak Minggu, aktivis mengatakan setidaknya seorang wanita telah diperkosa di bawah ancaman benda tajam. Kejahatan tersebut telah endemik di Tahrir Square, katanya, setidaknya sejak revolusi 2011, tetapi mereka tidak pernah didokumentasikan. "Banyak korbannya enggan bersaksi," katanya.

Dalam serangan yang khas, sekelompok laki-laki mengepung satu perempuan dan mulai merobek pakaian si perempuan sampai dia telanjang. Beberapa wanita mengaku diraba-raba.

"Tiba-tiba, aku berada di tengah, dikelilingi oleh ratusan orang dalam lingkaran yang semakin kecil di sekitar saya," seorang wanita menyatakan. "Pada saat yang sama, mereka menyentuh dan meraba-rabaku di mana-mana dan ada begitu banyak tangan di bawah bajuku dan di dalam celanaku."

Sejak November lalu, bantuan sudah mulai diberikan. Dua kelompok, Operation Anti-Sexual Harassment (OpAntish) dan Tahrir Bodyguard, memiliki regu penyelamat yang berpatroli di alun-alun dalam kelompok sekitar 15 orang. Kedua organisasi memiliki taktik yang sedikit berbeda, tetapi metode mereka secara umum sama. Mereka berusaha untuk melawan para penyerang. Kadang-kadang dengan penyembur api dan memberi pakaian pada wanita yang ditelanjangi. Beberapa penyelamat juga menjadi korban serangan saat membantu.

Pelecehan seksual tidak secara tegas didefinisikan dalam hukum Mesir, yang membuat pengadilan bagi pelaku sulit. Di sisi lain, saat kaum wanita melaporkan serangan, kasus mereka tidak dianggap serius oleh polisi. "Kasus yang dilaporkan ke polisi ditangani secara menjijikkan," kata Mariam Kirollos, organizer OpAntish dan aktivis hak-hak perempuan. "Mereka tidak dianggap serius. Dalam beberapa kasus, gadis yang mengajukan laporan polisi bahkan dilecehkan."

GUARDIAN | TRIP B

Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2013/0...-Tahrir-Square
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive