SITUS BERITA TERBARU

5 Siswa Sumbawa, Ikuti Lomba Eco Garden di Swedia

Sunday, July 7, 2013
Sejak setahun terakhir, Komunitas Penjaga Pulau yang terdiri dari lima orang siswa Kabupaten Sumbawa, aktif begerak di bidang lingkungan hidup. Mereka adalah Khatimah (SMPN 1 Labuhan Badas), I Putu Wahyu Sanjaya, Dias Evayanti, Kurniawan Eka Putra dan Andita Risa Wilujeng (SMAN 1 Sumbawa) serta dua pendamping, Eni Hidayati dan Ida Ansyaryani. Kelima siswa ini mewakili Indonesia untuk mengikuti lomba Eco Garden di Swedia pada Jum`at (14/6) hingga Rabu (19/6) mendatang. Bahkan, salah seorang di antaranya, I Putu Wahyu Sanjaya berhasil menjadi juara II Nasional dalam Lomba Eco Garden Emil Salim Award 2012 yang lalu.

Dalam konfrensi pers di Kantor Bupati Sumbawa, Senin (10/6), Eni Hidayati, salah seorang pendamping kelima siswa tersebut memaparkan, mereka mewakili komunitas penjaga pulau yang telah berdiri sejak tahun 2009 lalu. Dimana dalam lomba tersebut nantinya mereka akan mempresentasekan project Eco Garden kepada dewan juri tingkat Internasional dalam waktu 5 menit untuk memperebutkan juara I, II dan III melawan beberapa perwakilan negara lainnya, seperti Amerika Serikat, Inggris, India, Bulgaria, Kepulauan Fiji, Peru dan Turki.
�Selama event ini digelar sejak 12 tahun yang lalu, Indonesia baru pertama kali menjadi finalis. Dan itupun diwakili oleh kami (Komunitas Penjaga Pulau dari Sumbawa_red).� Ujar Eni.
Misi Komunitas ini, jelasnya, untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan anak-anak muda agar bisa berkontribusi positif terhadap lingkungan. Sejak 2010 pihaknya telah bekerjasama dengan salah satu konsultan lingkungan dari Inggris untuk memberikan pendidikan penyelamatan terumbu karang. Seperti Pada 2011 lalu, menganalisis dampak sebab akibat dan strategi perbaikan dan 2012 kembali lagi meningkatkan kapasitas anak muda.
�Terakhir, 2013 mulai melakukan transpalantasi terumbu karang di sekitar Batu Kuping dan Tanjung Menangis,� Papar Eni.
Ada juga kegiatan untuk melatih 200 anak muda Sumbawa bersama USAID yang akan dipilih di sejumlah sekolah agar memiliki pengetahuan dalam reklamasi terumbu karang. Di tahun berikutnya, agar anak muda bisa mengembangkan langsung dan akan mendapat support. Sejauh ini masih sebatas sosialisasi ke dinas terkait di Kabupaten Sumbawa.
�Intinya kita didukung untuk kegiatan yang sifatnya pendidikan dan pengembangan kapasitas. Jadi kami kurang tertarik dengan masalah infrastruktur,� terang calon mahasiswa S2 di Cambrigde Univesity ini.
Pendamping lainnya, Ida Ansharyani, menambahkan, penyelamatan terumbu karang tersebut ada kaitannya dengan project Eco Garden, bahwa kerusakan terumbu karang karena masih ada masyarakat yang melakukan praktek penangkapan ikan menggunakan bom dan potassium. Mereka juga melakukannya karena keterpaksaan kebutuhan ekonomi.
Di samping itu, lanjut Ida, tahun lalu pernah terjadi badai Narel yang menghancurkan permukiman nelayan. Ide ini muncul karena kondisi yang sangat memprihatinkan. Semalaman anak-anak dan orang tuanya berjaga-jaga, nutrisinya kurang dan paginya harus memasuki pasir ke dalam karung sebagai penahan gelombang pasang.
�Saya berpikir, mereka sangat rentan sekali. Mereka tidak punya nutrisi baik anak maupun ibunya. Jadi saya berpikir, kenapa tidak anak-anak nelayan mulai membuat eco garden, sejenis kebun untuk memberikan nutrisi ketika mereka mengalami dampak perubahan iklim. Memang menanam tapi ada tujuannya untuk kebutuhan saat membutuhkan nutrisi,� papar Ida.
Eco Garden tersebut, sambungnya, sempat dilombakan di Jakarta pada ajang Emil Salim Award dan menjadi juara II Nasional. Sekarang levelnya coba dinaikkan ke level Internasional karena dianggap layak untuk dipresentasekan di ajang internasional. �Sekarang kami punya dua Eco Garden project, satu di belakang Bandara dan bersama nelayan membuat rumah panggung sederhana. Di sana memanfaatkan botol bekas sebagai bedengan. Ketika masyarakat nelayan tidak punya lahan, bisa menanam pakai paralon. Praktek seperti itu dilakukan di rumah Khatimah yang akan ikut berangkat ke Swedia. Ternyata berdasarkan hasil riset beberapa tumbuhan bisa tumbuh di atas pasir seperti bayam dan tomat,� urai Mahasiswi S3 di New Jersey Amerika Serikat tersebut.
Rencana keberangkatan tim ini, dimulai Selasa (11/06/2013), bermalam di Mataram selama dua hari. Kemudian pada pada Kamis (13/06/2013) berangkat ke Swedia dan pada Jum�at (15/06/2013) akan diterima oleh panitia di sana. Setelah itu pada Senin (17/06/2013) mempresentasekan project Eco Garden.
Dalam proses presentasenya nanti, akan dipresentasekan oleh dua orang presentator yaitu I Putu Wahyu Sanjaya dan Khatimah. Kemudian tiga rekan lainnya akan menampilkan tarian tradisional Sumbawa juga membawa alat musik Sarunai dan Palompong.
Selama proses presentase, kelima anak muda wakil Indonesia ini akan dipecah menjadi dua grup. Mereka dituntut harus mampu beropini dan memilliki wawasan terhadap persoalan lingkungan hidup global. Untuk menyiapkan para pelajar ini, para pendamping mengaku telah menyiapkan anak didiknya secara khusus, misalnya cara berbahasa Inggris yang baik dan benar. Ketika kompetisi berlangsung tidak boleh naik ke atas panggung dan memasuki ruang workshop.
Sementara itu, ditempat yang sama, mewakili Bupati Sumbawa, Kabag Humas dan Protokol Setda Sumbawa, Wirawan Ahmad, menjelaskan, peran Pemda Sumbawa menyampaikan apresiasi dan berharap agar prestasi para pelajar ini bisa menjadi motivator atau pembangkit semangat bagi generasi muda lainnya.

Bupati, lanjut Wirawan, mengatakan bahwa ternyata kekurangan yang dimiliki para pelajar ini bukan menjadi hambatan, bahkan justru menjadi sesuatu yang mendorong mereka untuk berprestasi.
�Ini tidak main-main, ini ke Swedia. Tentu luar biasa dan membanggakan,� tukas Wirawan seraya menambahkan, Pemda Sumbawa sangat mendukung penuh keberangkatan para wakil Indonesia ini ke Swedia.
sumber : http://focusntb.com/5-siswa-sumbawa-...den-di-swedia/
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive